Metode Imaam Bukhari dalam Periwayatan Shahih


Bismillah Ar-rahmaan Ar-rahiim.

Metode Imaam Bukhari dalam Periwayatan Shahih

Oleh: Ustadz H. Luthfi Bashori

Shohiih Al-Bukhoriy

Ada beberapa kriteria atau syarat pada setiap ulama dalam menghukumi hadits yang diriwayatkannya sebagai hadits shahih. Imam Bukhari menyaratkan hadits shahihnya dengan cara memasukkan ke dalam laboratirum Musthalah yang memiliki lima syarat :

1. Ittishalus sanad : yaitu, sebuah hadits dapat dimasukkan dalam definisi shahih jika sanadnya bersambung, sekira setiap perawi benar-benar meriwayatkanya langsung dari gurunya, dan gurunya langsung dari kekak gurunya, demikianlah hingga bersambung kepada Rasulullah SAW.

2. Adalatur riwayah : yaitu perawinya harus seorang muslim, mukallaf, yang selamat dari kefasikan atau dosa besar, dan tidak terus menerus melakukan dosa-dosa kecil. Artinya si perawi harus seorang yang istiqamah dalam menjaga ketaqawaan kepada Allah dan berakhlaq yang mulia.  Baca lebih lanjut

Mengenal Imaam Bukhari Rahimahullaah


Bismillah Ar-rahmaan Ar-rahiim.

Mengenal Imaam Bukhari Rahimahullah

Oleh: Ustadz H. Luthfi Bashori

Shohiih Al-Bukhoriy

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari. Lahir pada hari Jumat tanggal 13 Syawwal 194 H. Beliau lahir di rumah ayahandanya yang terkenal sebagai seorang ulama yang cerdas dan zuhud (tidak terikat dengan urusan keduniaan). Yaitu di daerah Bukhara yang kini termasuk dalam wilayah Rusia.

Imam Bukhari melanglang buana dalam menuntut ilmu ke beberapa negara antara lain Hijaz (Makkah-Madinah), Syam (kini disebut Siriya), Mesir dan Iraq. Beliau wafat pada usia 62 tahun dan tidak dikaruniai anak lelaki satupun.

Kitab karangan beliau Shahih Bukhari, adalah kitab yang dikatakan oleh para ulama sebagai Kitab yang paling shahih setelah Alquran. Sedangkan nama lengkap kitab beliau adalah Aljaami`us Shahiihul Musnadul Mukhtashar Min Hadiitsi Rasuulillaah SAW Wasunanihi Wa-ayaamihi.  Baca lebih lanjut

Al Habib Anis bin Alwi bin Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi rahimahumullah


Tokoh ulama yang khumul lagi wara`, pemuka dan sesepuh habaib yang dihormati, Al Habib Anis bin Alwi bin Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi rahimahumullah telah kembali menemui Allah s.w.t.  14 Syawwal 1427 H bersamaan 6 November 2006 dalam usia kira-kira 78 tahun.

Habib Anis sewaktu hayatnya sentiasa mengabdikan dirinya untuk berdakwah menyebarkan ilmu dan menyeru umat kepada mencintai Junjungan Nabi s.a.w. Beliau menjalankan dakwahnya berdasarkan kepada ilmu dan amal taqwa, dengan menganjurkan dan mengadakan majlis-majlis ta’lim dan juga majlis-majlis mawlid, dalam rangka menumbuhkan mahabbah umat kepada Junjungan Nabi s.a.w. Selain berdakwah keliling kota, sehingga muridnya menjangkau puluhan ribu orang di merata-rata tempat. beliau memusatkan kegiatan dakwah dan ta’limnya di masjid yang didirikan oleh ayahanda beliau, al-Habib Alwi bin ‘Ali al-Habsyi, yang dikenali sebagai Masjid ar-Riyadh, Gurawan, Pasar Kliwon, Solo (Surakarta), Jawa Tengah.  Baca lebih lanjut

Syaich Muhammad Arsyad Al Banjari


Syaich Muhammad Arsyad Al BanjariNama lengkap beliau Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari bin Saiyid Abu Bakar bin Saiyid Abdullah al-’Aidrus bin Saiyid Abu Bakar as-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman as-Saqaf bin Saiyid Muhammad Maula ad-Dawilah al-’Aidrus, dan seterusnya sampai kepada Saidina Ali bin Abi Thalib dan Saidatina Fatimah bin Nabi Muhammad SAW. Lahir di Lok gabang tanggal 19 maret 1710 M ,Sebagaimana kebiasaan Ulama-ulama dahulu selalu menaruh Kota tempat tinggal dibelakang nama, seperti, Al bantani yang berasal dari banten , Al fadani yang berasal dari Padang begitupun Al Banjari yang berasal dari Banjarmasin Kalimantan. Kemasyhuran Ulama ulama yang berasal dari Indonesia di Mekkah terbilang cukup banyak, sebut saja Syech Nawawi Al bantani , Syech Abdul shomad al Palembani, Syech Arsyad Al banjari dan masih banyak lagi ulama-ulama yang berasal dari Nusantara cukup terkenal di mekkah, Bahkan Syech Nawawi Albantani setelah sekian lama berdakwa di Tanah kelahirannya, beliau kembali keMekkah sampai akhir hayatnya.  Baca lebih lanjut

Tuan Guru Ijai


Al ‘Aalimul ‘allaamah Al ‘Arif Billah Asy-Syekh H. Muhammad Zaini Abd. Ghani bin Al ‘arif Billah Abd. Ghani bin H. Abd. Manaf bin Muh. Seman bin H. M, Sa’ad bin H. Abdullah bin ‘Alimul ‘allamah Mufti H. M. Khalid bin ‘Alimul ‘allamah Khalifah H. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad; dilahirkan pada, malam Rabu 27 Muharram, 1361 H (I I Februari 1942 M).

Nama kecilnya adalah Qusyairi, sejak kecil beliau termasuk dari salah seorang yang “mahfuzh”, yaitu suatu keadaan yang sangat jarang sekali terjadi, kecuali bagi orang orang yang sudah dipilih oleh Allah SWT.

Beliau adalah salah seorang anak yang mempunyai sifat sifat dan pembawaan yang lain daripada yang lainnya, diantaranya adalah bahwa beliau tidak pernah ihtilam.  Baca lebih lanjut

Al-Habib Al-Imam Al-‘Allaamah Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsy


Al-Habib Al-Imam Al-‘Allaamah Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsy dilahirkan pada hari Jum’at 24 Syawal 1259 H di Qasam, sebuah kota di negeri Hadramaut.

Beliau dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya; ayahandanya : Al-Imam Al-‘arif-billah Muhammad bin Husain bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya : As-Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Haadi Al-Jufri, yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang salihah dan amat bijaksana.  Baca lebih lanjut