Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 09


[Catatan Penting: Fasal-fasal yang kami jelaskan kali ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat sebagaimana diajarkan oleh Nabi Shollallaahu ‘alaih wa sallam, yang mana tata cara ini sudah umum dilakukan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan bukan Pembahasan Mengenai Tata Cara Sholat Menurut Nashiruddin al-Albani]

Lanjutan Pembahasan Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.

10. Duduk di antara dua sujud

Duduk di antara dua sujud termasuk rukun dalam sholat, sebagai pemisah antara sujud pertama dengan sujud kedua. Caranya adalah dengan mengangkat kepala dari posisi sujud dibarengi dengan mengucapkan bacaan takbir dan berakhir ketika telah duduk secara sempurna, dan cara duduk yang dianjurkan adalah iftirasy yaitu duduk diatas kaki yang kiri dan meluruskan kaki yang kanan kemudian membaca do’a, sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam al-Ghazali di dalam Bidayah al-Hidayah:

“Kemudian bangkit dari sujud seraya mengucapkan takbir sehingga duduk dengan tegak. Duduklah di atas kaki kirimu dan luruskan kaki kananmu, letakkan kedua tanganmu di atas pahamu dan jari-jari diluruskan. Dan ucapkanlah:

(Tuhanku ampunilah aku, berilah aku rahmat, berilah aku rizki yang halal, berilah aku hidayah, berilah aku harta yang melimpah, berilah aku keselamatan dunia akhirat, dan hapuslah dosaku)” [Bidayah al-Hidayah, halaman: 46]

Sebagaimana juga disebutkan di dalam sebuah hadits shahih:

“Menceritakan kepada kami Salamah ibn Syabib, menceritakan kepada kami Zaid ibn Hubab dari Kamil Abi al-Ala’ dari Habib ibn Abi Tsabit dari Sa’id ibn Jubair dari ibn ‘Abbas bahwasanya Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam pada saat duduk di antara dua sujud beliau membaca: Ya Allah ampunilah aku, berilah aku rahmat-Mu, berilah aku harta yang melimpah, berilah aku hidayah dan berilah aku rizki.” (Sunan at-Tirmidzi, juz 1, halaman 478, hadits nomor 262)

11. Sujud Kedua

Setelah duduk di antara dua sujud secara iftirasy, kemudian melakukan sujud yang kedua. Dilakukan dengan kaifiyah yang sama dengan sujud yang pertama, baik dari sisi cara maupun bacaan dzikir yang diucapkan.

Berkaitan dengan sujud, tidak ada larangan untuk menggunakan tikar atau karpet sebagai alas. Karena tidak ada kewajiban untuk menyentuhkan dahi ke tanah secara langsung.

Berikut ini adalah hadits shahih tentang diperbolehkannya menggunakan tikar sebagai alas ketika mendirikan sholat:

“Telah menceritakan kepadaku Abu Sa’id  al-Khudriy bahwasanya ia masuk kepada Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ia berkata: Aku melihat Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam sholat di atas tikar, tempat dimana beliau bersujud di atasnya.” (Shahih Muslim, juz: 3, halaman: 102, Hadits Nomor: 807)

Di dalam kitab Syarh an-Nawawi ‘ala Shahih Muslim, imam an-Nawawi rahimahullah memberikan penjelasan tentang hadits tersebut diatas:

“Mengenai ucapan Abu Sa’id al-Khudriy: Aku melihat Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam sholat di atas tikar, tempat dimana beliau bersujud di atasnya–

Hadits ini adalah dalil atas diperbolehkannya sholat di atas sesuatu yang menghalanginya dengan tanah dengan menggunakan kain, tikar, wol, dan kain panas dan yang selainnya. Dan demikian sama saja jika adanya tumbuhan diatas tanah ataupun tidak. Dan ini adalah madzhab kita (Syafi’iyyah) dan jumhur.”  (Syarh an-Nawawi ‘ala Shahih Muslim, juz: 3, halaman: 102)

Insya’ Alloh bersambung.

25 thoughts on “Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 09

    • maaf,,,soalnya kita beda pemahaman…kamu menolak syaikh Al-Albani dan aku mencinta dan mengikuti beliau…paham!!!…kalau tulisan kamu mau aku teliti dan membongkar kesesatanmu…itu cuman bisa menghabiskan waktuku saja…mengerti ora…

          • Lihat komentar kamu…kata2 kotor yg menafikan kehalusan akhlaq islam, podo karo gurune … Albani.

            • Akhlak memang menjadi barometer keilmuan seseorang. Kajian ini membahas ibadah shalat yg sangat penting dan menjadi salah satu rukun Islam, tolong jgn dikotori dgn kalimat2 kotor dan menjijikan. Bagi anda para pengagum al-Albani (terutama yg kurang ilmu), silahkan mengikuti guru dan ulama’ anda, tapi jgn menghina kajian2 yg berhujjah dgn Hadits2 shahih dan berbobot ilmiah seperti ini. Syukron..

              • Astagfiruulahaladzim…wahai saudara2ku se-islam, jangan;lah kalian saling bermusuh2an sesungguhnya Allah tidak suka kita saling bermusuh2an..beristighfarlah dan mohon ampunan kepada-Nya..Perbedaan bukan untuk saling bermusuhan tapi untuk saling merekatkan tali silatuhrahmi agar islam tetap bersatu sampai akhir zaman, amin…

  1. Bagaimana jika alas sujud itu adalah benda yang terpakai si musholli, misalkan baju atau sorban? apakah diperbolehkan?sebab saya pernah mendengar jika alas sujud itu tidak ikut bergerak bersama badan si musholli maka sholatnya sah, tetapi jika alas sujud itu bergerak dengan anggota badan maka sujudnya tidak sah sebab anggota sujud/dahi terhalang oleh benda tadi. mohon penjelasannya. terimakasih

    • Afwan akhi…gak bener itu…jadi kalo antum sujud harus angket sarung atau celana antum setinggi lutut dong, karena lutut juga salah satu dari yang wajib ikut sujud…lha kalo antum gak angkat terhalang dong sama kainnya..jadi gak sah sholat antum…

      • Saudara kita [Safr1] lumayan juga bahasa Arabnya, setidaknya ia tahu kalimat “afwan” dan “akhi”. Tapi komentar2nya kok kurang bermutu ya..?. Maaf saya jadi teringat salah satu ayat: “وإذا خاطبهم الجاهلون قالوا سلاما”

    • Afwan akhi,,Syaikh Albani ilmunya di berkahi oleh ALLAH, sehingga tersebar dengan mudah,,ana telah merasakan enaknya sholat seperti Rasul seperti yang di tulis syaikh Albani, semua berdasarkan dalil…

    • Mengatakan tata cara shalat Al-Albany menyesatkan, saya kira juga kurang bijak, karena dia menggunakan dalil2 dari Hadits Raulullah SAW. Sebaliknya, bertaqlid buta dgn Al-Albaniy, apalagi diringi dgn pembelaan yg berlebihan sampai2 menolak mentah2 sumber di luar dia, juga lebih parah lagi, karena hal itu akan mengarah pada kultus individu.

      Mari kita bersikap bijak, terutama kpd para ulama’. Jgn sampai kebencian kita terhadap seseorang menjadikan kita bersikap tidak adil. Jika seseorang menyampaikan kebenaran, siapapun dia, mari kita ikuti. Kajian dalam blog ini juga patut untuk diikuti

      • Terima kasih kang faiz komentarnya adem n bijaksana dan terima kasih kepada yang punya blog ini mari jaga hati kita tuk mencari ridho allah….

  2. Assalamualaykum ustad, saya yang awam ini mendukung terus dakwahnya, trus bagi yg punya imam ngalbani sebaiknya gak usah ikut campur disini, soalnya cuma bikin kotor forum ini dan bertindak arogan yg akan mecah belah umat islam, wallohu a’lam bishowaf, wassalamu’alaikum wr wb.

    • SANGAT SETUJU,,,BAGI YANG SEJALAN,,MAKA HENDAKNYA JANGAN BERKOMENTAR DI BLOG INI,,,ISLAM ITU INDAH,,JADI BIAR GAK ADA PERMUSUHAN, MAKA JALANILAH MASING2 DARI YANG DI YAKINI,,,,

  3. Bismillaah,

    Kang Jundu Muhammad,

    Mengapa anda tidak menyampaikan hadits berikut?:

    Dari Abi Humaid tentang sifat shalat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, ia berkata:

    “Apabila dia sujud, beliau merenggangkan antara dua pahanya (dengan) tidak menopang perutnya.” (HR. Abu Dawud).

    dan

    Rasulullah bersabda, “Tidak sah shalat seseorang, sehingga ia menegakkan (meluruskan) punggungnya ketika ruku’ dan sujud” (HR. Abu Dawud)

    Dengan mengamalkan hadits pertama yaitu merenggangkan pada dari perut, maka punggung menjadi lurus seperti yang dikehendaki hadits keua.

    Anda tidak mengamalkan kedua hadits tersebut sehingga punggung anda melengkung seperti yang terlihat dalam gambar manusia sujud pada banner profile anda di situs ini.

    Wallaahu a’lam.

  4. Ass.. Wr, Wb. Saya adalah pemirsa dari pembahasan ini, dan banyak mengambil manfa’at dari farum ini. yang saya harapkan dari forum ini adalah bersihkan hati dari ego, riya’ dan sum’ah, agar forum ini lebih bermanfaat dan berkah. kedepankan akhlaqul karimah sebagai identitas ummat muhammad. satu kata terlontar itulah kepribadian dan nilai kita.

  5. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Anna hamba Allah yg memang hanya tahu bahwasannya segala sesuatu yg bukan datangnya dari Rosullullah dan Kitabullah dalam hal syariah akan tertolaklah amal yg mereka kerjakan. Wallahu aklambi sowab.

  6. assalamualaikum, terima kasih artikel ini, izin copy paste. Artikel ini saya tunggu kelanjutannya,tanggung sedikit lagi. mohon admin blog ini selesaikan sampai dengan tata cara salamnya.

Tinggalkan komentar