Ajaran MTA: Saat Sholat, rukuh terkena tahi cecak maka tetap Sah Sholatnya


Alm. Drs. Ahmad Sukina (MTA) ditanya jama’ahnya perihal rukuh atau mukena yang terkena tahi cicak saat sholat, apakah sholatnya tetap sah? Kemudian dijawab oleh al-ustadz bahwa sholatnya tetap sah meskipun terkena tahi cicak, bahkan kena tahi kucing sholat juga sah. Sholat tidak sah jika pakaian/rukuh/mukena terkena tahi manusia.

Peringatan Isra’ dan Mi’raj di Mata Ulama Wahabi


Mayoritas umat Islam di dunia, memperingati Isra’ dan Mi’raj setiap tanggal 27 Rajab, kadang sebelumnya dan kadang sesudahnya. Dalam acara Isra’ dan Mi’raj biasanya seorang ulama dan ustadz membicarakan tentang peristiwa tersebut serta sekian banyak pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa agung itu. Akhir-akhir ini telah beredar fatwa beberapa ulama Wahabi, seperti fatwa Ibnu ‘Utsaimin dan lain-lain, yang isinya mengharamkan peringatan acara Isra’ dan Mi’raj.

Berikut fatwa Syaikh Utsaimin yang perlu kita tanggapi:
“Isro’ dan Mi’roj, adakah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat beliau merayakannya?!

Syaikh Utsaimin mengatakan:

Adapun malam 27 Rajab, memang orang-orang menganggap bahwa itu malam diangkatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menghadap Allah azza wajall. Namun data ini tidak valid secara historis, dan semua yang tidak valid itu batil, dan apapun yang dibangun di atas kebatilan adalah batil.” Baca lebih lanjut

Download Aplikasi Android Kitab Maulid Simtud Durar (Maulid Habsyi) Terbaru


Aplikasi Android Kitab Maulid Simtud DurarAplikasi android kitab Maulid Simtud Durar ini merupakan versi update dari versi sebelumnya dengan beberapa perbaikan teks dan penambahan fitur serta tampilan, pada versi update terbaru ini (Versi 4.0.4) sudah terdapat fitur audio-audio pembacaan Maulid Habsyi. Aplikasi ini dapat diinstall di Android versi 4.0.3 ke atas (Ice Cream Sandwhich) hingga Android versi terbaru (Jelly Bean, Kitkat, Lollipop, dan Marshmallow).

Masukan dan saran seperti biasa selalu kami tunggu dari panjenengan semua. Terima kasih telah mengunduh dan menggunakan aplikasi Kitab Maulid Simtud Durar ini. Mudah-mudahan aplikasi ini bermanfaat bagi panjenengan semuanya.

Link Download: download_kitab_maulid_simtud_durar

Screenshot Aplikasi Kitab Maulid Simtud Durar:

Aplikasi Android Kitab Maulid Simtud Durar Baca lebih lanjut

Sholahuddin al-Ayyubi, Sang Panglima Perang Bermadzhab asy-Syafi’iyyah al-Asy’ariyyah dan Bertasawwuf


shalahuddin-al-ayyubiBeliau adalah AL-WAZIR AL-MASYHUUR NIZHAM AL-MULK, AS-SULTHAN AL-‘ADIL AL-‘ALIM AL-MUJAHID SHALAHUDDIN AL-AYYUBI :

Dilahirkan pada tahun 532 H, beliau –semoga Allah merahmati beliau- seorang penganut Madzhab Asy’ari dalam aqidah dan pengamal Mazhab Syafi’i dalam fiqih, seorang yang berilmu, shalih, dan mutawadli’ (rendah hati), wara’, beragama, bersahaja (zuhud), sangat rajin untuk shalat berjama’ah, tekun dalam melaksanakan amalan-amalan sunnah dan shalat malam, memperbanyak dzikir, senang mendengar bacaan al Qur’an, hatinya khusyu’, banyak meneteskan air mata (karena sedih meratapi kekurangannya), teman yang pengasih, lemah lembut dan suka memberi nasehat, adil, menyayangi rakyatnya, belas kasihan dan suka menolong kepada orang-orang yang dizhalimi dan orang-orang yang lemah, pemberani, pemurah, penyabar, akhlaqnya mulia, hafal al Qur’an, hafal kitab Tanbih dalam fiqih Syafi’i, banyak bertalaqqi hadits-hadits, selalu berdo’a kepada Allah dan tidak membuatnya gentar -dalam berjuang di jalan yang diridloi Allah- celaan orang yang mencela.

Wilayah kekuasaannya dari ujung Yaman sampai Maushil, dari Tripoli barat sampai Naubah, diserahi tampuk pemerintahan untuk seluruh daerah Syam, Yaman dan cakupannya seperti Emirat, Qatar, Bahrain, Oman, juga seluruh Hijaz, seluruh daerah di Mesir, banyak membangun dan menyemarakkan masjid-masjid dan madrasah-madrasah, menyemarakkan benteng di gunung, pagar di Kairo, membangun Kubah makam Imam Syafi’i, menghapus penarikan pajak, membuka sekitar tujuh puluh lebih kota dan benteng-benteng, membebaskan Quds (palestina) dan menyucikannya setelah dikuasai selama 90 tahun oleh orang-orang kafir.

Baca lebih lanjut

Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 09


[Catatan Penting: Fasal-fasal yang kami jelaskan kali ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat sebagaimana diajarkan oleh Nabi Shollallaahu ‘alaih wa sallam, yang mana tata cara ini sudah umum dilakukan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan bukan Pembahasan Mengenai Tata Cara Sholat Menurut Nashiruddin al-Albani]

Lanjutan Pembahasan Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.

10. Duduk di antara dua sujud

Duduk di antara dua sujud termasuk rukun dalam sholat, sebagai pemisah antara sujud pertama dengan sujud kedua. Caranya adalah dengan mengangkat kepala dari posisi sujud dibarengi dengan mengucapkan bacaan takbir dan berakhir ketika telah duduk secara sempurna, dan cara duduk yang dianjurkan adalah iftirasy yaitu duduk diatas kaki yang kiri dan meluruskan kaki yang kanan kemudian membaca do’a, sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam al-Ghazali di dalam Bidayah al-Hidayah: Baca lebih lanjut

Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 08


[Catatan Penting: Fasal-fasal yang kami jelaskan kali ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat sebagaimana diajarkan oleh Nabi Shollallaahu ‘alaih wa sallam, yang mana tata cara ini sudah umum dilakukan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan bukan Pembahasan Mengenai Tata Cara Sholat Menurut Nashiruddin al-Albani]

Lanjutan Pembahasan Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.

9. Sujud Pertama di Setiap Raka’at

Sujud termasuk rukun di dalam sholat yang dilakukan setelah i’tidal dengan sempurna. Ketika turun untuk sujud disertai dengan membaca takbir dan tanpa mengangkat kedua tangan.

Di dalam kitab Bidayah al-Hidayah dijelaskan:

“Kemudian turun untuk sujud disertai membaca takbir namun tanpa dengan mengangkat kedua tangan. Yang pertama kali diletakkan di atas tempat sujud adalah kedua lututmu, kemudian kedua tanganmu, kemudian dahimu dalam keadaan terbuka, kemudian hidungmu dan dahi bersama-sama disentuhkan diatas tempat sujudmu.” (Bidayah al-Hidayah, halaman 46)

Baca lebih lanjut

Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 07


[Catatan Penting: Fasal-fasal yang kami jelaskan kali ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat sebagaimana diajarkan oleh Nabi Shollallaahu ‘alaih wa sallam, yang mana tata cara ini sudah umum dilakukan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan bukan Pembahasan Mengenai Tata Cara Sholat Menurut Nashiruddin al-Albani]

Lanjutan Pembahasan Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.

8. I’tidal

I’tidal adalah berdiri kembali pada posisi semula setelah melakukan ruku’ secara sempurna. Ketika bangun dari ruku’ hendaknya mengangkat kedua tangan dan mengucapkan:

“Allah Ta’aala Maha Mendengar kepada semua hamba yang memuji-Nya.” Baca lebih lanjut

Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 06


[Catatan Penting: Fasal-fasal yang kami jelaskan kali ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat sebagaimana diajarkan oleh Nabi Shollallaahu ‘alaih wa sallam, yang mana tata cara ini sudah umum dilakukan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan bukan Pembahasan Mengenai Tata Cara Sholat Menurut Nashiruddin al-Albani]

Lanjutan Pembahasan Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.

7. Ruku’

Ruku’ merupakan salah satu rukun di dalam sholat sehingga wajib hukumnya untuk dikerjakan. Perintah untuk ruku’ ada tercantum di dalam al-Qur’an:

“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ “ (QS. Al-Baqarah: 43) Baca lebih lanjut

Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 05


[Catatan Penting: Fasal-fasal yang kami jelaskan kali ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat sebagaimana diajarkan oleh Nabi Shollallaahu ‘alaih wa sallam, yang mana tata cara ini sudah umum dilakukan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan bukan Pembahasan Mengenai Tata Cara Sholat Menurut Nashiruddin al-Albani]

Lanjutan Pembahasan Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.

6. Membaca Ayat Al-Qur’an

Setelah membaca Amin, sebaiknya berhenti sejenak untuk sekedar memberikan jeda sebelum membaca ayat al-Quran. Bagi imam, hendaknya ia berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan kepada makmum untuk membaca surat al-Fatihah. Baca lebih lanjut

Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 04


[Catatan Penting: Fasal-fasal yang kami jelaskan kali ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat sebagaimana diajarkan oleh Nabi Shollallaahu ‘alaih wa sallam, yang mana tata cara ini sudah umum dilakukan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan bukan Pembahasan Mengenai Tata Cara Sholat Menurut Nashiruddin al-Albani]

Lanjutan Pembahasan Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.

5. Membaca Surat Al-Fatihah

Setelah membaca do’a iftitah, dianjurkan untuk diam sejenak kemudian membaca surat al-Fatihah. Membaca surat al-Fatihah termasuk daripada rukun sholat, sehingga hukumnya wajib untuk dibaca baik dalam sholat fardhu maupun sholat sunnat.  Di dalam kitab al-Umm disebutkan:  Baca lebih lanjut

Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘alaihi Wa Sallam Bagian 03


[Catatan Penting: Fasal-fasal yang kami jelaskan kali ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat sebagaimana diajarkan oleh Nabi Shollallaahu ‘alaih wa sallam, yang mana tata cara ini sudah umum dilakukan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan bukan Pembahasan Mengenai Tata Cara Sholat Menurut Nashiruddin al-Albani]

Lanjutan Pembahasan Tata Cara Sholat Sebagaimana Diajarkan Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam.

4. Membaca Do’a Iftitah

Setelah melakukan posisi bersedekap dengan sempurna, diam sejenak sebelum membaca do’a iftitah yang dalam istilah lain disebut dengan tawajjuh. Do’a iftitah ini disunnahkan baik dilakukan di dalam sholat sendirian maupun sholat berjama’ah, sholat fardhu maupun sholat sunnah.

Kesunnahan membaca tawajjuh adalah sebelum membaca surat al-Fatihah pada raka’at pertama. Apabila seseorang telah membaca al-Fatihah, berarti hilanglah kesunnahan membaca do’a tawajjuh ini. Dalam kitab al-Fiqh al-Manhajiy ‘alaa Madzhab al-Imaam asy-Syafi’i disebutkan: Baca lebih lanjut