Nashiruddin al-Albani Mendhoifkan Suatu Hadits di Satu Tempat, Namun ditempat Lain Dinyatakan Shahih


Silsilat adh-Dhaifah

Sangat banyak sekali kasus dimana al-Albani mendhaifkan sebuah hadits, namun di tempat lain beliau menshahihkannya meskipun haditsnya sama. Pada artikel kami sebelumnya sudah dibahas bagaimana al-Albani bertindak kontradiktif terhadap status seorang perawi.

Nah, pada artikel kali ini kami ketengahkan lagi sebuah fakta bagaimana al-Albani mendhoifkan sebuah hadits di salah satu buku karyanya, namun di dalam buku karyanya yang lain beliau menshahihkan hadits tersebut.

Berikut ini kami sajikan Silsilat adh-Dhaifah juz 3 halaman 492 (versi digital buku ini dapat didownload di http://waqfeya.net/book.php?bid=505):

Berikut ini penjelasannya dari halaman 492:

Pada halaman tersebut dibahas mengenai sebuah hadits dari Abu Maimunah. Di dalam bukunya Silsilat adh-Dha’ifah jilid 3 halaman 492, al-Albani mengritik imam Muhaddits Abu al-Fadl Abdullah ibn ash-Shiddiq al-Ghimari ketika beliau (al-Ghimari) menulis hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu yang bertalian dengan perawi Abu Maimunah di dalam kitabnya Kanzu ats-Tsamin yang berbunyi:

“Sebarkan salam, berilah makan orang-orang miskin, sambunglah tali silaturahmi, shalat malamlah ketika manusia terlelap tidur, kemudian masuklah ke dalam surga dengan selamat.”

Di dalam buku tersebut masih di halaman yang sama, al-Albani menyatakan:

 “Aku (al-Albani) berkata: ‘Hadits ini sanadnya lemah’. Daruquthni juga berkata periwayatan Qatadah dari Abu Maimunah dari Abu Hurairah adalah majhul (tidak dikenal) dan matruk (ditinggalkan).”

Selanjutnya, di halaman yang sama pada  buku tersebut, al-Albani mencela ulama sekelas imam Suyuthi dan Munawi, selain itu beliau juga mengritik al-Ghimari:

“Perhatikan: Sebuah pukulan keras bagi as-Suyuthi dan al-Munawi di dalam penyampaian lafazh hadits ini yang susunan kalimatnya yang rancu. Sebagaimana telah kujelaskan dalam buku referensi yang barusan kusebut dengan nomor 571. Begitu juga dengan al-Ghimari, dia salah dalam meriwayatkan hadits itu dalam al-Kanz karyanya.”

Namun anehnya, al-Albani menshahihkan hadits yang sama di dalam bukunya yang lain “Irwa’ al-Ghalil” Jilid 3 halaman 237-238  (Versi digital buku ini dapat didownload di http://waqfeya.net/book.php?bid=537 dan silakan unduh yang jilid 3). Di dalam buku tersebut, al-Albani menuliskan hadits yang sama dengan hadits yang kami sebutkan diatas (lihat Irwa’ al-Ghalil jilid 3 halaman 237):

Hadits tersebut sama persis dengan hadits yang tercantum di dalam kitab Silsilat adh-Dhaifah jilid 3 halaman 492. Selanjutnya di halaman 238 disebutkan:

“Hadits ini dikeluarkan oleh oleh Ahmad (2/295, 323-324, 324, 493), dan oleh al-Hakim (4/129) dari jalur Qatadah dari Abu Maimunah. Aku (al-Albani) berkata: ‘Hadits ini sanadnya Shahih, para perawinya adalah al-Bukhari dan Muslim, kecuali Abu Maimunah dan dia seorang yang tsiqat/jujur, sebagaimana diterangkan di dalam kitab at-Taqrib. Dan berkata juga al-Hakim: ‘Sanadnya shahih’ dan adz-Dzahabi juga menyepakatinya.”

Lihatlah perbedaan  pernyataan beliau didalam menghukumi sebuah hadits, dimana haditsnya sama, perawinya juga sama namun dihukumi secara berbeda.

Demikianlah apa adanya kami sampaikan kepada para pembaca sekalian.

Wallaahu a’lam.

28 thoughts on “Nashiruddin al-Albani Mendhoifkan Suatu Hadits di Satu Tempat, Namun ditempat Lain Dinyatakan Shahih

  1. sangat bahaya/sangat bahaya !!!…. bila mengambil pendapat dari Al-albani ….// bisa mengadu domba dan menyesatkan ummat…. apalagi umat-umat yang kurang ilmu apalagi bodoh….// dan panatik buta pada albani…….//

    terimakasih ustad ilmunya…….

  2. اللهم امتنا على السنة والجماعة
    SEMOGA ALLAH SELALU LIMPAHKAN KARUNIA ILMU DAN HIKMAH-NYA BUAT USTADZ SEHINGGA TERUS MEMBELA MANHAJ KITA AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH
    SALAM ASWAJA

  3. tumben para penggemar al bani blm ngasih koment,kawan2 ASWAJA nunggu kalian wahai wahabi,(BUAT TENTARA BAGINDA ROSULULLOH SAW,KAMI SUPER SUPER SALUT DGN ISI ARTIKELNYA,توجه حيث شئت فا نّا انشاء الله تعالى معك

  4. “IJAZAH MASAL”
    Ya… Allah… jika engkau berkenan ampunilah albani,bin baz dan utsaimin juga kang m,bin abd wahb,tpi klo bleh kami mmnta,kami minta tlg kirim beliau2 MALAIKAT2MU YG BENGIS, SERAM,DAN BESAR2,untuk nggebugin mereka,Amin….
    (di wirid 1000x stlh sholat tahajjud ba’da sholat maktubah 77x)smg bermanfa’at….
    MAAF KANG SY NUMPANG IJAZAH WIRIDAN. …KAPARA SANTRI SOK AMALKEUN IEU WIRIDAN INSA ALLAH DARARIA KAREUBAL KABEH.
    MUN HAYANG HIBEUR KE KU UWA DI IJAZAHKEUN WIRIDANNA.

  5. Mestinya anda nggak perlu bingung. Imam Syafiipun menyusun kembali qoul qodim dan qoul jadid, dan beliau berlepas diri dgn ucapan dan fatwa2nya yg lama. Simpel sebenarnya, anda tinggal trace back, kemudian coba pahami argumentasinya, insya ALLOH ilmu anda bertambah.

  6. Senjata pamungkasnya adalah ‘Albani hanyalah manusia biasa yang bisa khilaf’… Muhadits ulung abad ini.. hehehe..

  7. Ane gak bisa bayangin, gimana dia akan mempertanggungjawabkan hal yang pernah dibuat didunia ya. didunia aja dia dah bingung apalagi diakhirat (ada azab kubur, azab mahsyar ada azab Neraka – yang 3 ini kite mesti lalui, gak bakalan tidak – ya).
    MasyaAllah.

  8. Assalamua’laikum Wr.Wb..
    Bismillahirrohmanirohim
    segala puji hanya milik Allah..barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah S.W.T niscaya tiada seorangpun yang dapat menyesatkanya.Dan barangsiapa yang disesatkan olehNya niscaya tiada seorangpun yang dapat memberi petunjuk..

    seikh albani adalah manusia biasa..yang bisa saja salah (tidak maksum), jikalau pernah salah..apakah takhrij beliau tentang hadist-hadist itu serta merta dibuang/gugur seluruhnya?…tentu Tidak,,

    perbedaan pendapat antar ulama itu biasa terjadi dari dulu hingga kini, namun penyanggahan mereka dilakukan melalui karya-karya ilmiah..jadi biarkanlah masyarakat memilih, namun jangan sampai bertaklid buta…

    Demikian, semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita ke jalan yang benar/haq bukan jalan orang-orang yang sesat dan orang-orang yang dimurkainya…Amiin..

  9. wah pada aneh kalian ..,tu lah warna kehidupan manusia kadang bener kadang juga salah,, bhkn seoarang hakim/imam pun bs salah dalam berijtihad sbgaimana kta Rosul kita shollallahu ‘alih wa sallam dn bhkn bs dpt pahala klo dia udh berijtihad dgn sluruh kmpuan ilmu yg dia miliki n bnr2 ingin mncari kebenaran ..,
    yg justru mslh ntu kita apabila kita salah dlm mnghukumi n mencela seseorang ..,

    hehe.. peace..

  10. jangan samakan ketidak konsistennya Al-bani dengan imam syafi’i Rokhimakumulloh, beliau imam syafi’i berpendapat dengan qoul qodim dan qoul jadid adalah mengenai masalah2 agama yang furu’iyyah bershifat funun (cabang2). bukan mashalah yang bershifat ushul (pokok) seperti alqur’an atau hadits, hal itu pula bukan berarti imam syafi’i tidak konsisten. melainkan beliau adalah seorang mujtahid yang benar2 sangat jeli dalam menggali suatu hukum, dan benar2 merasa bertanggung jawab atas segala hasil ijtihadnya yang notabene akan di ikuti oleh para ummat yg bermadzhab kepadanya. hasil ijtihad pada qoul qodim yang tidak sesuai dengan ijtihad barunya pada qoul jadid pun mau tidak mau harus di luruskan pada qoul jadidnya.
    sedang ke tidak konsistenan albani mensahihkan dan men dho’ifkan suatu hadits adalah sebuah masalah yang ber shifat ‘ushul. (pokok) yaitu hadits nabi, yang menjadi acuan masalah2 furu’iyyah kebawahnya.
    pahami itu hei wahabiyyah.

  11. Orang awam semestinya tdk berkomentar atau berfatwa, tanpa ilmu. Apalagi soal para ulama. Yang berhak berkomentar adalah orang yg benar2 mengetahui tentang ilmu agama. Apakah antum sudah hapal al-qura’n 30 juz beserta isinya dan maknanya? Dan hapal 100rb hadist? Kalau blm, Hati-hati dlm berbicara/tulisan, karena dgn lisan/tangan kita, kita bs menjerumuskan kedalam api neraka. Kalaupun ulama salah dlm berijtihad masih dpt pahala. Ulama pun manusia biasa, jgn kita menghujat para ulama. Kita adalah bersaudar. Orang yg dicintai oleh Allah adalah orang yg bermanfaat bagi orang lain. Berhusnudzanlah wahai saudaraku.

  12. Orang awam semestinya tdk berkomentar atau berfatwa, tanpa ilmu. Apalagi soal para ulama. Yang berhak berkomentar adalah orang yg benar2 mengetahui tentang ilmu agama. Apakah antum sudah hapal al-qur’an 30 juz beserta isinya dan maknanya? Dan hapal 100rb hadist? Kalau blm, Hati-hati dlm berbicara/tulisan, karena dgn lisan/tangan kita, kita bs menjerumuskan kedalam api neraka. Kalaupun ulama salah dlm berijtihad masih dpt pahala. Ulama pun manusia biasa, jgn kita menghujat para ulama. Kita adalah bersaudar. Orang yg dicintai oleh Allah adalah orang yg bermanfaat bagi orang lain. Berhusnudzanlah wahai saudaraku.

  13. albani beraninya menyalahkan ulama yg masyhur, padahal dia tidak hidup pada zamannya.

  14. Alloh maha adil dengan adanya kontradiksi dalam pikiran syekh albani dalam memahami hadist adalah untuk menunjukkan kepada manusia siapa Albani Alloh lah yang membuka tabir semua kelemahan manusia agar manusia bisa memilih mana jalan yg benar. Namun kita tidak boleh menjelek jelekan cukup doakan beliau dan para pengikut agar diberikan jalan yg lurus oleh Alloh. dan mendoakan keampunan atas kesalahannya sebagai umat muslim.

Tinggalkan komentar